Sabtu, 22 Juni 2013

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


TUGAS 3
ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Dosen Mata kuliah:
SARWOKO


BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Dalam hidip ini, pandangan hidup ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun akan datang. Pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia, karena tidak ada seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup merkipun tingkahnya berbeda-beda.
Menurut Koendjaraningrat, pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup, semuanya itu tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan.
Dalam hidup ini kita sangat membutuhkan pandangan hidup, karena pandangan hidup akan mengacu kita pada kehidupan yang lebih baik dan memotifikasi kita untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP DAN IDEOLOGI

a.             Pengertian Pandangan Hihu      
Menurut Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab dapat pula hanya suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara maupun manusia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu membangun dirinya.
Pandangan hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap dalam pembuatan, pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan hidup memberi pandangan pada nilai-nilai yang dimilikinya sendiri baik Bangsa, Negara maupun manusia yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekat untuk mewujudkannya.

b.      Sumber Pandangan Hidup
Macam-macam pandangan hidup dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu:
1)      Pandangan hidup yang bersumber dari agama (pandangan hidup muslim). Pandangan hidup ini memiliki kebenaran mutlak. Contoh, pandangan hidup muslim(orang islam) bersumber dari Al-Quran dan sunnah (sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW). Dengan demikian maka pandangan hidup muslim yang setia kepada islamtentang berbagaimasalah asasi hidup manusia, merupakan jawaban muslim yang islam oriented mengenai berbagai persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Al-Quran dan Hadits.
Pandangan hidup muslim terdiri atas:
a)         Pedoman hidupnya ialah Al-Quran yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 2, yang artinya:
b)        Dasar hidup ialah Islam
c)         Tujuan hidupnya:
v  Berdasarkan arahnya ialah:
ü  Tujuan hidupnya yaitu mendapat keridhaan Allah SWT
ü  Kebahagiaan dunia dan akhirat
ü  Menjadi rahmat bagi segenap Alam
v  Ditinjau dari segi lingkungan
ü  Tujuan sebagai individu
ü  Tujuan sebagai anggota keluarga
ü  Tujuan sebagai warga lingkungan
ü  Tujuan sebagai warga Negara atau Bangsa
ü  Tujuan sebagai warga dunia
ü  Tujuan sebagai warga alam semesta
d)        Tugas hidup muslim adalah beribadah kepada Allah
e)         Fungsi hidup muslim adalah:

2)      Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstaksi dari nilai-nilai budaya suatu negara atau bangsa. Misalnya ideologi pancasila
3)      Pandangan hidup yang bersumber dari hasil renungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika hidup. Misalnya aliran kepercayaan seperti agama Animisme, Kong Chu, Sinto, Budha, Hindu, Angtingkan, dll.

c.       Ideologi
Menurut William J. Goode, dalam bukunya Vocabulary for Sosiology (1959) ideologi mengandung dua hal. Yaitu:
1)      Unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan sebagai dasar untuk kegiatan.
2)      Pembenaran intelektual untuk seperangka norma-norma, seperti kapitalisme dan sebagainya.
Ideologi merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem dasar kepercayaan dan petunjuk hidup sehari-hari. Sesuatu ideologi bagi masyarakat tersusun dari tiga unsur, yaitu:
a)      Pandangan hidup (world view)
b)      Nilai-nilai (value)
c)      Norma-norma (lenski, 1974)
Pandangan ini menunjukkan bahwa pandangan hidup itu merupakan bagian dari ideologi. Kebudayaan dapat membuat kemungkinan-kemungkinan menjawab pertanyaan mengapa (why) tentang sesuatu dari kehidupan. Untuk menjawabnya, masyarakat mengepresikan  hasil kebudayaan untuk mencapai beberapa pengertian. Dalam kenyataan ternyata ilmu pengetahuan mampu menjawap pertanyaan mengapa (why)-nya sesuatu, tetapi sekaligus mengundang pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
Pada abad ke-18 dan pada awal ke-20 banyak orang berfikir bahwa ilmu pengetahuandapat menggantikan semua kedudukan ideologi (termasuk pandangan hidup) dan merupakan pelengkap terakhir dari keterbatasab pandangan hidup. Sudah mafhum bahwa sains modern telah memikirkan segala sesuatu, bahkan mendidik pribadi untuk bersikap mengambil sejumlah kemudahan dalam rumuskan pandangan hidupnya. Tetapi, lambat laun sains tidak dapat menghasilkan kreasinya, dalam kenyataan ia menghindar dari soal-soal yang berdasar tentang realitas.
Dalam ideologi tindak hanya ada norma dan pandangan hidup, tetapi ada nilai-nilai. Hanya yang penting ialah nilai-nilai itu cendrung mengikat pandangan hidup. Pandangan hidup merupakan pelengkap nilai-nilai dalam membuat pembenaran atau rasionalisasi untuk nilai-nilai, seperti untuk melakukan suatu kegiatan; pandangan hidup memberi semangat kepada nilai-nilai.
Dari uraian diatas, nampak pada kita bahwa ideologi lebih luas dari pada pandangan hidup. Ideologi biasanya tidak dipakai dalam hubungan individu. Ideologi digunakan dalam konteks yang lebih luas, seperti ideologi negara, ideologi masyarakat atau ideologi kelompok tertentu. Tetapi, lahirnya suatu Ideologi dapat disusun secara sadar oleh tokoh-tokoh pemikir suatu masyarakat atau golongan tertentu dari masyarakat, yang diperuntukan bagi masyarakat.

B.     MAKNA CITA-CITA
Cita-cita adalah suatu keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita juga berarti angan-angan, keiginan, harapan, atau tujuan.
Cita-cita tidak dapat dipaksakan dari kehidupan manusia, karena tanpa cita-cita berarti manusia tanpa dinamika. Tidak ada dinamika berarti tidak ada kemajuan  dan hidup asal hidup saja. Itu sebabnya sikap hidup hanya menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan dan sikap hidup seseorang. Cita-cita sering lkali berupa perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang tidak ada dalam hati. Cita-cita diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat, atau harapan, keinginan ada yang baik dan ada yang buruk, keinginan yang baik adalah keinginan yang dicapai dengan tidak merugikan orang lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain.
Cita-cita berarti harapan, keinginan, dan tujuan. Contoh cata-cita yang berarti harapan. Misalnya, Adi mendapat nilai C bukan main kecewanya, ia mengharapkan nilai A, sebab pesiapan untuk final yang dilaksanakannya cukup lama dan ia merasa telah menguasai benar-benar materi yang diujikan.
Cita-cita yang berarti keinginan. Maya ingin sekali melanjutkan studinya UGM. Ia mendaftar dan mengikuti testing masuk perguruan tinggi. Ternyata tidak lulus sehingga ia tidak dapat melanjutkan studinya di UGM.
Contoh cita-cita tang berarti tujuan, Nana bertujuan setamat SMA akan melanjutkan sekolahnya di Jakarta, ikut pamannya. Ternyata tamat SMA, pamannya dipindah tugaskan keluar jawa. Hal itu menyebabkan Nana tidak jadi melanjutkan sekolahnya di Jakarta.
Ada tiga katagori keadaan hati seseorang.
a.       Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berarti keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
b.      Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-cita menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu, karena itu biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-cita.
c.       Orang yang lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan atau berganti keinginan.

C.    MAKNA KEBAJIKAN
Kebajikan dapat diartikan  kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Manusia berbuat kebaikan karena menurut kodratnya, manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Dengan kesucian jiwanya itu mendorong hati nuraninya untuk berbuat kebaikan.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena pribadi merupakan, manusia mempunyai pendapai sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya.
Manusia merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling tolong menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membanci, saling merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk tuhan, diciptakan manusia dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia di lengkapi kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
Kebajikan dapat dilihat dari tiga segi yaitu:
a.       Manusia sebagai pribadi; dapat menentukan baik buruk. Yang menentukan baik buruk itu adalah suara hati. Suara hati bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi, suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia sering kali tidak mau mendengarkannya.
b.      Manusia sebagai anggota masyarakat; yang menentukan baik buruk adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
c.       Manusia sebagai makhluk Tuhan; melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kebajikan berasal dari dua sumber yaitu:
a.       Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini (Q. S AL-Baqarah: 30)
b.      Allah Yang Maha Kuasa, yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya.
Kebajikan Tuhan adalah berupa karunia-Nya. Bagi orang yang tidak beriman kepada Tuhan, mereka tidak percaya adanya kebajikan yang berasal dari karunia-Nya, tetapi bagi orang yang beriman, ia percaya bahwa kebajikan manusia adalah karena karunia-Nya juga, manusia hanya sebagai perantaraannya saja.
Kebajikan dapat dikelompokkan dalam tiga, yaiu:
a.       Kebajikan yang berupa tingkah laku, misalnya sabda dan perbuatan Nabi Muhammad SAW merupakan Rahmatan Lil’alamin.
b.      Kebajikan yang berupa benda-benda, misalnya harta kekayaan, bila tidak diamalkan maka harta tersebut hanya berjasa bagi pemiliknya saja, bila diamalkan harta demikian berfungsi untuk sosial.
c.       Kebajikan yang berupa benda yang tak berwujud, misalnya ilmu pengetahuan, kemampuan dan keahlian untuk menciptakan sesuatu.
Pepatah mengatakan bahwa
Hadits diatas menjelaskan bahwa betapa tinggi nilai ilmu pengetahuan itu sehingga dipersamakan seiring dengan derajat kenabian, betapa pula rendahnya suatu amalan yang sunyi dari ilmu pengetahuan, sekalipun yang beramal ibadat itu tentunya tidak terlepas dari pengetahuan cara ibadat yang senantiasa di kekalkan mengerjakannya, maka jika tanpa pengetahuan cara peribadatannya pastilah bukan ibadat namanya.
Contoh seperli wasiat Luqman kepada anaknya:
Hidup adalah kegelapan
Jika tanpa hasrat dan keinginan
Hasrat adalah butang
Jika tanpa pengetahuan
Dan pengetahuan adalah hampa
Jika tidak diikuti pelajaran
Semua pelajaran akan sia-sia
Jika tidak disertai cinta
(KAHLIL GIBRAN)

D.    KEPERCAYAAN/ KEYAKINAN
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution (bahan  ceramah pada perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau ada tiga aliran filsafat:
a.      Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya dapat berusaha dan berencana tapi yang menentukannya adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karena itu manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua yaitu:
ü  Ajaran agama yang dogmatis yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya tetap dan tidak berubah
ü  Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah sesuai dengan perkembangan agama.
Apabila aliran naturalisme ini di hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama, manusia yakin bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup keagamaan (religius), sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari natur dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa kebajikan itu kebajikan natur dan pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut pandangan hidup komunisme.
b.      Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin bertentangan dengan hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat dihati, sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan pandangan hidup, maka keyahinan manusia itu bermula dari akal. Jadi, pandangan hidup itu dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal.
c.       Aliran Gabungan
Aliran gabungan adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai lohika rasa. Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit individu, melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir kolektif dan individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya, logika berfikir dan hati nurani.

E.     MAKNA SIKAP HIDUP
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif, apatis atau sikap optimis atau persimis, bergabung pada pribadi orang itu dan juga lingkungannya.
Sikap itu penting, setiap orang mempunyai  sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya orang militer yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam kemiliteran ia dididik kearah sikap itu. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan.
Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan nonetis. Sikap etis ini disebut juga sikap positif yaitu sikap lincah, sikap tenang, dikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati dan sikap bangga.
Sikap nonetis atau negatif ialah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap itu harus di jauhkan  dari diri pribadi, karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.
Dalam berbagai perpustakaan, khususnya yang menelaah sikap manusia, ada semacam kesepakatan bahwa sikap tidak lain merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang berarti bahwa sikap seseorang terhadap objek tertentu pada dasarnya merupakan hasil penyesuaian diri seseorang terhadap objek yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh lingkungan susial serta kesediaan untuk bereaksi terhadap objek tersebut
Dalam kurun waktu setengah abad terakhir inipengkajian terhadap sikap manusia, khususnya yang dilakukan oleh disiplin spikologi sosial, ada yang mengatakan sikap berpangkal pada pembawaan atau kepribadian, ada yang menempatkan sikap sebagai motif atau sesuatu kontruk yang mendasari tingkah laku seseorang, dan ada pula yang mengidentikkan sikap sengan keyakinan, kebiasaan, pendapat atau konsep-konsep yang dikembangkan oleh seseorang. Bahwa mengidentifikasi sikap tidak dapat dilihat secara langsung akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Secara operasional pengertian sikap menunjukkan konotasi ada kesesuaian reaksi terhadap katagori stimulus tertentu, sementara dalam penggunaan praktis sikap sering kali dihadapkan dengan rangsang sosial dan reaksi yang bersifat emosional.
Menurut T. M. Newcomb, sikap manusia bukanlah suatu kontruk yang berdiri sendiri, akan tetapi paling tidak ia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan yang lain, seperti dorongan, motivasi, nilai-nilai sikap. Dorongan adalah keadaan organisme yang menginisiasikan kecendrungan kearah aktivitas umum. Motivasi adalah kesiapan yang ditujukan pada sasaran dan dipelajari untuk tingkah laku dan bermotivasi. Sikap adalah kesiapan secara umum untuk suatu tingkah laku bermotivikasi, sedangkan nilai-nilai adalah sasaran atau tujuan yang bernilai terhadap berbagai pola sikap dapat.
Menurut Van Peursen dalam bukunya strategi kebudayaan mengenai aktualisasi sikap manusia dari zaman ke zaman dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan tersebut, melihat adanya 3 periode peralihan yang mencolok yang dialami manusia pada umumnya. Ketiga pagiode itu adalah:
a.       Tahap mitis ialah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya atau kekuasaan kesuburan
b.      Tahap antiologi ialah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan, ia menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikatnya segala sesuatu (antologi) dan mengenai segala sesiatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu)
c.       Tahap fungsianal ialah sikap dan alam pikiran yang makin nampak dalam diri manusia modern. Ia tidak begitu terpesona lagi oleh lingkungan (sikap mitis), ia tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak terhadap objek penyelidikannya (sikap antologis).
Sementara itu Franz Magnis Suseno melihat adanya dua bahaya yang terjadi kendala bagi manusia dalam upaya memenuhi ataupun mempertahankan sikap hidup, kedua bahaya yang dimaksud adalah nafsu dan pamrih.
Nafsu adalah perasaan-perasaan kasar yang bisa menggagalkan kontrol diri manusia dan sekaligus membelenggunya secara buta secara lahir. Nafsumemperlemah manusia karena pemborosan kekuatan-kekuatan batin tanpa guna. Seseorang yang dikuasai nafsu, boleh jadi tidak lagimenuruti akal budinya, tidak bisa lagi mengembangkan segi-segi halusnya, semakin mengancam lingkungannya, menimbulkan konflik dan ketegangan-ketegangan dalam masyarakat dan pada instansi terakhir, membahayakan ketentraman.
Pamrih dan egoisme juga menjadi musuh manusia. Ini bias dimengerti mengingat seseorang yang bertindak lantaran pamrih semata-mata biasanya cendrung mengusahakan kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat. Dilihat dari kacamata sosial pun pamrih itu selalu mengacau karena merupakan tindakan tanpa perhatian terhadap keselarasan sosial. Selain itu pamrih sekaligus memperlemah manusia dari dalam,  karena sikap yang mengajar pamrih biasanya akan memutlakkan kekuatannya sendiri. Dengan demikian itu ia mengisolasikan dirinya sendiri dan memotong diri dari sumber kekuatan  batin yang tidak terletak dalam individualitasnya, melainkan dalam dasar yang mempersatukan semua kekuata pada dasar jiwa mereka.
Menurut Soetrisno dalam bukunya Falsafah Hidup Pancasila sebagaimana tercermin Falsafah Hidup Orang Jawa, ia melihat adanya tiga, yaitu:
a.       Selalu ingin menang sendiri
b.      Selalu ingin benar sendiri
c.       Hanya mementingkan kebutuhannya sendiri
Selain yang tertera diatas ada juga sikap lain yang dianggap kurang baik, yaitu kebiasaan untuk menarik keuntungan sendiri dari setiap situasi tanpa memperhatikan masyarakat kecendrungan untuk memperoleh hak yang lebih dibanding orang lain dengan alasan juga yang diberikannya.

F.     MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut adalah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa suatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan juga dapat dikatakan rumusan:
a.       Orang yang sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
b.      Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/ bertindak yang melanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.
c.       Dan khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang di bimbing.
Menurut Drijarko S. J. Mengatakan bahwa manusia itu serba terhubung dengan dunia jasmani sekitarnya, terhubung erat dengan masyarakat dan akhirnya manusia itu tergantung seluruhnya pada yang ada, yang mutlak, yaitu Tuhan.
Pandangan hidup adalah Filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah bentuk kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang dapat diterima oleh siapa saja.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun yang non fisik, seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan.
Banyak orang yang pandangan hidupnya didasari pandangan-pandangan hidup untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya; pada waktu mudanya, tetapi disaat-saat mendekati kematiannya mulai berbuat seperti orang-orang yang hidup beragama.
Jadi pandangan hidup merupakan keseluruhan garis dan kecendrungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang akan dicapaiuntuk landasan semua dimensi kehidupan. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia.

SUMBBWER : www.wikipedia.org

                     buku karanganMustopo, M. Habib, Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1983

Tidak ada komentar:

Posting Komentar